Berapa Usia yang Tepat untuk Mengajak Anak Traveling?

Buat teman-teman yang berstatus suami istri dan baru saja membangun keluarga, pertanyaan pada judul di atas mungkin muncul sesaat setelah melahirkan anak pertama. Waktu masih berdua saja, traveling mungkin tidak jadi masalah. Kapan pun mau jalan-jalan, kita tidak perlu memikirkan waktu dan tempat tujuan, semua persiapan terasa mudah. Namun, saat buah hati kita lahir, mau nggak mau, kita harus merencanakan traveling dengan lebih cermat dan persiapannya juga jadi lebih banyak.

Sebetulnya, menurut kami tidak ada usia yang paling tepat untuk mengajak anak traveling. Semuanya tergantung pada kondisi anak, baik itu dari segi perilaku, kesehatan dan daya tahan anak, serta kesiapan mental kedua orangtuanya. Setiap anak punya usia kesiapan yang berbeda. Orang tua hanya perlu memperhatikan dan belajar peka.

Plane 4
Karen dan Keith terbang bersama sepupu-sepupunya

Kita bisa menguji anak sebelum traveling jarak jauh dengan terlebih dulu mengajaknya jalan-jalan ke tempat-tempat yang dekat, misalnya mall dekat rumah, tamasya ke taman kota, pergi ke kebun binatang, dan sebagainya. Jika anak terlihat nyaman dengan acara jalan-jalan ke tempat yang dekat, kita bisa mengembangkannya dengan mencoba tempat yang lebih jauh, misalnya ke daerah-daerah pingiran kota atau kota terdekat. Demikian seterusnya meningkat setahap demi setahap ke tempat yang semakin jauh.

83sw
Kami sekeluarga saat jalan-jalan ke Singapura

Menurut pendapat dan pengalaman kami, anak-anak balita lebih leluasa diajak jalan-jalan jauh jika sudah berusia di atas satu tahun. Pada usia ini, selain jam tidurnya sudah teratur, ia juga sudah bisa membedakan jam siang serta malam. Usia di atas satu tahun juga daya tahan tubuhnya sudah jauh lebih baik.

Jalan-jalan bareng keluarga
Traveling bersama keluarga besar James ke Prambanan

Bagaimana dengan teman-teman? Menurut kalian, berapa usia yang tepat buat anak diajak travelling. Sebagai bahan pertimbangan dalam memutuskan traveling dengan anak, bisa memperhatikan pengkategorian usia berikut:

Balita (usia 1-5 tahun)

Apakah memungkinkan travelling dengan anak berusia 1-5 tahun? Sangat mungkin. Kami mengajak anak perempuan kami (Karen) di usia 1,5 tahun traveling ke Malaysia saat ia masih baru belajar jalan. Di usia 1-2 tahun, anak sebetulnya tidak terlalu banyak permintaan. Dunia anak seusia ini masih seputar papa-mamanya, mainan-mainan yang dibawa atau susu/makanan bayi yang dikonsumsi. Tidak banyak penjelajahan yang ia lakukan.

Baca juga: Tips Anti Repot Saat Bawa Balita Naik Pesawat Terbang

Memasuki usia 3-5 tahun, anak mulai berani mengeksplor. Segala sesuatu hal dirasakan, dilihat, dicium, dicoba, dan semuanya menyenangkan baginya. Anak seusia ini juga akan menjelajah setiap tempat, meski mungkin sebetulnya tidak tahu tujuannya apa. Mungkin ada yang senang bermain dengan anak-anak lain, ini tidak perlu dikhawatirkan karena anak bermain dengan anak-anak yang lain dengan bahasa yang universal. Orangtua hanya perlu mengawasi anak seusia ini dengan lebih ketat. Kita harus menyempatkan jadwal perjalanan untuk main di playground atau menginap di hotel yang punya fasilitas kids corner. Ini jadi solusi tepat untuk memenuhi kebutuhan eksplorasinya.

Perlengkapan wajib yang kami bawa tentulah stroller yang ukuran dan beratnya juga menyesuaikan dengan berat badan anak. Untuk susu, kami tidak terlalu direpotkan membawa termos panas atau kontainer susu bubuk, sebab kedua anak kami disusui ASI sampai usia 1,5 dan 2,5 tahun. Jadi cukup mencari ruang bayi atau sudut-sudut di restoran serta tempat publik, kami juga selalu menyiapkan kain penutup atau selendang untuk kenyamanan Lenny.

Madya (usia 6-10 tahun)

Usia Madya sudah lebih nyaman lagi untuk diajak traveling karena mereka tentu sudah mampu berjalan jauh. Kita perlu membiasakan mereka kuat untuk berjalan jauh, misalnya dengan mengajak berolah raga jalan kaki rutin 1-2 bulan sebelum jadwal traveling. Rentang usia ini juga sudah bisa diberi tanggung jawab untuk membawa barang sendiri. Kita bisa bekali mereka dengan tas backpack atau selempang yang nyaman buat mereka pakai dan beri tangung jawab untuk menjaga barang bawaannya sendiri.

Usia Madya juga masih mudah untuk diajak ke tempat-tempat wisata bertema keluarga. Hampir semua jenis hiburan menarik buat mereka. Entah itu playground, theme park, museum, zoo, dan banyak tempat hiburan keluarga. Semua hal tentu menarik buat mereka, jadi tidak terlalu ada batasan tempat wisata untuk anak seusia ini.

Anak lelaki kami (Keith) sangat menyukai Lego. Ketika kakaknya tahu kami berencana mengajak Keith ke Legoland Malaysia, ia antusias sekali. Padahal kita juga tahu, Legoland lebih cocok untuk anak di usia di bawah Karen (saat itu Karen berusia 11 tahun). Apa pun permainan yang bisa dicoba, Karen dengan semangat memainkannya.

Baca Juga: Tips dan Trick Main di Legoland Johor Bahru, Malaysia

Pada usia 9-10 tahun anak sudah mulai masuk tahap pra-remaja, nah di rentang usia ini keinginan mereka untuk memilih tempat traveling mulai muncul. Ajak mereka melihat beberapa alternatif tempat wisata sebelum melakukan perjalanan, sehingga mereka jadi lebih semangat saat melakukan perjalanan.

Remaja (usia 11-18 tahun)

Anak-anak pada tahap Remaja pastinya sudah lebih memilih lagi tempat tujuan yang sesuai selera mereka. Sangat baik melibatkan mereka sejak tahap perencanaan traveling dengan sama-sama berdiskusi memilih tempat tujuan, mengatur jadwal perjalanan, dan juga memilih tempat menginap. Biarkan anak-anak remaja terlibat langsung sehingga mereka bisa menikmati perjalanan liburan.

Saat artikel ini dituliskan Karen baru akan menginjak usia 12 tahun jadi jujur saja, kami belum merasakan langsung pengalaman traveling dengan anak usia remaja. Tapi kami pernah traveling dengan keponakan-keponakan kami yang sudah menginjak usia Remaja. Tentu mereka mengharapkan lebih dari pengalaman traveling mereka.

stroller 1

Jadi, ketika usia anak mencapai remaja ada nilai tambah dan tantangan yang muncul. Semakin mencapai usia remaja, bawaan traveling kita akan semakin sedikit, untuk memilih makanan dan tempat menginap juga jadi lebih mudah, dan kemandirian anak selama perjalanan juga lebih matang. Yang serunya, kita sebagai orangtua sudah lebih bisa berbagi pengalaman selama perjalanan yang lebih berkesan dan menyenangkan.

Naik pesawat dengan remaja
Karen dengan sepupu-sepupunya saat di Bandara Juanda Surabaya

Namun, tantangan traveling dengan remaja adalah mereka lebih kritis mengomentari tempat yang dikunjungi, makanan yang disantap, dan segalanya. Mungkin juga dalam beberapa hal akan timbul konflik jika kita tidak bisa memenuhi harapan mereka. Tapi yang penting, nikmati saja prosesnya!

Bagaimana Jika Anak Beda Usia Jauh (> 5 Tahun)?

Selama bedanya cuma satu jenjang kategori di atas, berdasar pengalaman kami tidaklah terlalu menjadi masalah. Misalnya, Karen yang di kategori Madya, sementara Keith masih dalam usia Balita. Dua-duanya masih bisa enjoy untuk menikmati perjalanan traveling-nya dan bahkan saling bekerja sama.

01

Kadang kami membagi tanggung jawab pengawasan dan mengajak main mereka bergantian untuk mengatasi jenjang perbedaan usia tersebut. Misal, Karen ingin mencoba permainan roller coaster di theme park, maka kami bagi tugas, saya yang menjaga Keith yang masih balita, sementara Lenny yang menemaninya bermain.

Kadang juga bertukar peran. Saat bepergian mengunakan pesawat terbang, saya (James) lebih banyak dekat dengan Karen, karena lebih mudah untuk mengajaknya main di cabin pesawat, misal main kartu atau game di handphone. Sementara Keith karena masih menyusui duduk dekat dengan Lenny. Jadi kerjasama orangtua sangatlah membantu mengatasi kemungkinan timbul masalah di antara kedua anak berbeda usia ini. Selain itu, orangtua juga sebaiknya mengingatkan anak yang lebih tua untuk lebih mengayomi dan melindungi adiknya.

Kesimpulan

Traveling dengan anak bukanlah suatu yang perlu ditakutkan. Selama kita mengetahui dan memahami karakter anak sesuai kategori kelompok usianya, kita bisa mempersiapkan perjalanan kita jauh lebih baik. Monggo yang punya pengalaman atau pendapat lain, jangan sungkan bertanya dan menanggapi di kolom komentar di bawah yah…

6 comments

  1. Pengalaman pertama bawa baby ke luar kota, pas usia 2 bulan, sblmnya kan blm punya pengalaman, nanya2 sama tmn/sodara, trs ada masukan ktanya anak hrus pke baju Rebel trs pke jacket trs d double, trs saya ikuti sarannya, eh ternyata pas d perjalanan mukanya merah Kya udang rebus, hihi. Trs d buka aja tuh jacket, oalah keringet semua badannya. Hi. Untung aja anak saya ga rewel. He

    Selanjutnya ktika anak 11bulan d bawa mudik tuh naik kreta perjalanan dr pergi sampai sampe rmh total 16 jam, pertama bawa stok makanan yg byk (tp mubazir malah berat, he, ternyata anak nya byk tidur) hihi. Tp pas bangun anak nya ga bisa diem jalan2 d kreta trs. Hihi. Cukup melelahkan dan menyenangkan jg sih. Hihi

    Liked by 1 person

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.